kyaaaa!!!!
pasti udah tau apa arti dari judul di atas. artinya adalah, pensi kurang tujuh hari lagi! sedikit informasi, pensi adalah pentas seni. ajang penyaluran seni dari berbagai aliran. dalam konteks ini, adalah seluruh aliran seni, kecuali seni lukis ( maafkan saya pak Zen, tidak bermaksut untuk menganaktirikan ). contohnya kayak seni musik yang meliputi ben ( band ), karaoke, dan lain-lain. aliran yang lain contohnya saja kaya seni pertunjukan alias drama. nah, biasanya pensi diadakan pada akhir taun ajaran, untuk melepas kepergian ( baca: kelulusan ) kelas tiga. untuk itu, seluruh warga SMA 4 Magelang, harus menyumbangkan sedikit hiburan untuk memeriahkan acara tersebut.
nah, karena kelas saya itu selalu eksis dalam segala bidang *diplester* jadinya saya mewakili kelas bahasa akan mengungkapkan kebenaran sejati *jeng jeng jeng* bahwa kami kelas bahasa akan mengeluarkan drama yang memukau dan spektakuler. *evilgrin*. dengan segala daya upaya, kami akan berjuang dengan keras untuk menunjukkan bahwa kelas kami memiliki potensi yang selama ini selalu di pandang sebelah mata saja oleh orang-0rang. kami akan menunjukkan bahwa kelas kami mampu dan bisa mendongkrak prestasi yang tidak bisa di dongkrak oleh yang lain, termasuk tukang bangunan. (????)
karena tujuan yang sangat mulia itulah, saya mewakili teman-teman saya untuk minta doanya, semoga drama yang akan berlangsung nanti berjalan dengan lancar dan berlangsung secara memukau. maka dari itu, saya beserta teman-teman saya berlatih drama setiap hari, banting tulang banting diri agar hasil yang dicapai maksimal dan bagus seperti yang kami inginkan, mengguncang iman, memukau nalar.. ( da vinci code ). ahh, itu terlalu berlebihan dan sangat tidak empiris. yang kami harapkan, temen-temen semua terhibur, itu saja. itu sudah cukup.
ngomong-ngomong soal drama, ngomong-ngomong soal karya seni, kalau dipikir-pikir, seni itu susah loh. kata bu eno, guru seni tari sekolah saya, seni itu butuh penghayatan. seni itu bukan hanya menyangkut bakat dan kerja keras aja. tapi juga menyangkut perasaan. contohnya kaya puisi, nyanyi, nari. apalagi nglukis. kalo buat+bacain puisi kok nggak pake perasaan, makna yang terkandung dalam puisi itu tidak bisa tersampaikan dengan jelas. kalo nyanyi, sama aja kaya baca puisi. kalo nggak pake perasaan, nggak bagus deh.
btw, saya salut sama orang yang bisa nyiptain lagu-lagu gitu. mereka kan nggak hanya ngarang buat liriknya, tapi juga musiknya. butuh inspirasi yang tinggi ( lebay ). maksutnya, kan musti nyari feel biar liriknya itu bagus, mengena, gitu. trus, belum lagi musti nyari nada yang pas+enak di telinga.
kalo saya, suruh begituan mah belum bisa. mungkin belum menemukan feel yang bagus atau semacamnya.
nah, seni rupa pun nggak mau kalah ribet. seni yang satu ini selalu dengan sukses membuat saya bingung dan membuat saya terbebani. kebetulan, guru seni rupa saya itu orangnya sangat blak-blakan. kadang ( nggak kadang, tapi sering ding ) kalo gambar saya tidak ada ada polesan seninya sedikitpun, guru sang maha ganteng--guru seni saya--itu selalu mengkritik dengan nada datar dan tanpa ekspresi seperti ini "Ini kurang nyeni". W-O-W. sangat mak jleb-jleb.
tapi, saya tetap tabah menjalani hari-hari saat ada pelajaran seni rupa. saya juga menyadari, bahwa saya tidak mempunyai darah seni yang mengalir dalam tubuh saya. tetap berusaha sebaik mungkin. kalau beliau benar-benar seniman, hasil bukanlah patokan untuk menentukan seberapa "nyeni"nya seseorang, melainkan prosesnya juga harus diperhatikan.
btw, saya sudah meracau terlalu banyak dan tidak bisa dihentikan kalau saya sendiri yang tidak menghentikannya. sukses untuk drama saya, akhir kata Ganbatte kudasai!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar