Senin, 23 Agustus 2010

Y.O.U the series [FF]-chapter 1: Chicken Cream Sup

hai cinguu!! saya kembali setelah bersemedi sangat lama dan melupakan blog saya yang mengenaskan ini =__=
dan kini, saya kembali dengan sebuah hasrat menulis yang membabi rusa *inspirasidaritissa*. meskipun nanti hasilnya entah bagus untuk temen2 semua atau tidak. yang penting hasrat saya yang satu ini tersalurkan :)

jadi, beberapa hari yang lalu, saya dapet wangsit buat nulis FF (fanfics) ini. jadi, ini cerita berseri yang bersetting di Korea selatan, khususnya di seoul *sedangsangattergilagiladengankorea*. buat temen2 yang suka korea, bisa baca.

silahkan menikmati cerita saya yang ala kadarnya ini :)

casting:
Casting:
-Kim So Eun as Song Eum Ji
-Yoon Eun Hye as Son Ae Cha
-Park Shin Hye as Lee Gae Hya
-Lee Jinki, Lee Taemin, Kim Jong Hyun, Choi MinHo, Kim Kibum Key ( belong to SHINee )
-Lee Hong Ki ( belong to FT. Island )
-Lee dong hae ( belong to suju )

Song Eum Ji

Song Ae Cha

Lee Gae Hya

Jinki, Taemin, Jjong, Min Ho, Key

Lee Hongki

Lee Dong Hae

Chapter 1: Chicken Cream Soup

Jam berapa sekarang?
Aku melirik jam yang terpasang di dinding tinggi kantin bercat biru muda ini, pukul delapan pagi. Jadi, aku sudah sekitar satu jam duduk diam di kantin hanya ditemani segelas chicken cream sup buatan ahjumma kantin yang sangat baik padaku, eh?
Well, aku telat. Semua ini gegara demam terkutuk yang hingga tadi pagi belum sembuh. Aku bangun kesiangan dan melewatkan upacara penyambutan oleh kepala sekolah idolaku setelah libur panjang musim dingin.
Penderitaanku belum berakhir sampai aku menubruk seseorang di tikungan koridor jalan menuju ke kelasku di lantai dua. Aku kaget, hingga aku lari sambil mengucapkan maaf berkali-kali yang menggema di seluruh koridor. Saking kagetnya lagi, aku tidak sadar arah lariku menuju kemana. Saat aku sadari, aku sudah berada di depan pintu ruang guru dan bertemu dengan para sesepuh sekolah ( baca: guru ). Aku nyengir tanpa dosa sambil mencoba untuk melarikan diri. Namun, teriakan guru BP membuat langkahku membeku. Aku tidak boleh mengikuti upacara pembukaan semester genap dan pelajaran sehari penuh.

Sial dan bodoh.

Jadi, aku duduk disini sendirian, karena aku baru saja menghabiskan sendok terakhir sup ku. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Kalau aku pulang, appa akan memarahiku lantaran dikira bolos. Kalau tetap disini, sama saja karena aku tidak akan bisa masuk kelas hari ini. Padahal aku sudah sangat merindukan pelajaran-pelajaran setelah sekian lama menganggur di rumah.

Ya ya ya, aku ini murid pindahan dari sekolah pinggiran yang tidak terkenal. Aku juga tidak tahu sejarah bagaimana kau bisa sampai di sekolah elit dan megah seperti ini. Tahu-tahu ada surat saja dari sekolah lamaku kalau aku mendapatkan beasiswa karena prestasiku yang “lumayan”, kata kepala sekolah yang aku idolakan.

Drt... drt...

Ponselku bergetar di dalam saku sragam sekolah musim dinginku, aku merogohnya dan tertera nama Ae Cha-dongsaeng. Kenapa dia telepon? Selama ini dia kan sangat dingin padaku? Aku menjawabnya dan terdengar suara laki-laki diseberang ponsel. Siapa ini?

“Eum Ji-unnie?” suara maskulin itu sangat familier, Lee Hongki?

“Hei, ini Lee Hongki ya?” jawabku santai.

“Kau ini dimana saja? Aku mencarimu di halaman sekolah, tapi aku tidak
menemukanmu!” terdengar nada khawatir di seberang sana.

“Kau mencariku? Maaf. Aku telat datang ke sekolah. Lalu guru BP sekolah kita menemukanku, ia melarangku mengikuti pelajaran penuh hari ini.” Jelasku panjang lebar.

“Lalu, sekarang kau dimana?”

“Aku di kantin. Kalian tidak usah datang kesini. Aku tidak mau menyusahkan kalian. Mungkin setelah ini aku pulang ke rumah. Salam buat semua yaa..”

“Baiklah kalau begitu. Hati-hati di jalan yaa. Berterima kasihlah pada Ae Cha, dia sudah sangat baik meminjamiku ponsel untuk meneleponmu.”

“Iya, sampaikan saja padanya. Gomawo,” lalu terdengar suara telepon dimatikan.
Aku bermaksud untuk pulang ketika seorang laki-laki duduk dengan santai di depan bangku yang aku duduki. Aku mendongak dan mendapati pemuda berambut coklat, bermata sipit dan berkemeja rapi. Siapa pemuda ini?

“Mianhamnida, apakah anda ada urusan dengan saya?” tanyaku sambil kembali duduk.

Tangannya yang pendek mengambil sesuatu dari bawah meja, sebuah keranjang plastik putih transparan. OH TIDAK!! Itu kan jualanku?

“Ini punyamu bukan?” tanyanya dengan friba suara yang melengkuk-lengkuk.
Kenapa aku lupa kalau hari ini aku jualan martabak telur seperti hari-hari bisaa di sekolah? Wait, kenapa itu keranjang bisa di tangan pemuda beralis tebal ini?

“Hey, ini punyamu bukan?” tanya pemuda itu lagi sambil mengibaskan tangannya di depan wajahku. Lamunanku yang menyedihkan terbuyarkan.

“Oh, eh iya! Ini milik saya. Kenapa bisa—“

“Kau tadi pagi yang menabrakku. Keranjang ini terjatuh dan tergeletak di depan pintu kelas. Aku pikir ini punyamu. Benar kan?” tanyanya sambil tersenyum dengan senyum-memabukkan-wanita.

“mm, iya. Gamsahamnida, mianhamnida telah merepotkanmu.” Kataku sambil mengambil keranjang yang ia sodorkan.

“Kau Song Eum Ji ya?” tanya pemuda itu lagi, masih tersenyum.

“Eh, iya. Bagaimana anda bisa tahu?”

Jari telunjuk pemuda itu menunjuk ke arah dada sebelah kanan, papan namaku? Aku hanya tersenyum sambil membetulkan posisi dudukku yang tidak nyaman. Bukan karena tidak nyaman, karena aku sedang gelisah. Oh bukaan! Aku hanya, err, grogi.

“Kalau boleh tahu, siapa nama anda?”

“Aku—“

BRAAAK!!

"Eum Ji-unnie?"

aku menoleh ke arah pintu kantin yang terbuka dengan kasar. Lee Hongki? Pemuda berambut pirang itu berjalan mendekat dengan tampang setengah lega-setengah gelisah. lega karena telah menemukanku, eh?

"Apa yang membawamu kesini, Hongki-dongsaeng?" tanyaku sambil berdiri ketika pemuda berseragam rapi itu sudah berdiri di depan mejaku. Pandangannya tertuju padaku, dan sepertinya dia tidak menyadari ada seseorang yang lain yang duduk di depan mejaku.

"Tentu saja kau! aku mencarimu sebelum meneleponmu tadi." jelasnya sambil berkacak pinggang.

"Aku kan sudah bilang padamu, wahai kepala merang! tak usah mencariku. Aku baik-baik saja." jawabku sambil tersenyum, lalu duduk kembali.

"Ya sudah, aku kembali saja ke kelas sebelum seonsaengnim datang ke kelas." katanya menyerah sambil berjalan pergi. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti dan baru dia menyadari adanya orang yang duduk bersamaku. Matanya menyipit, rahangnya mengeras, lalu tanpa kata ia pergi meninggalkan aku. Ketika tatapanku beralih pada pemuda di depanku, ekspresi kagetnya masih tersisa menghiasi wajahnya.
Ada apa dengan mereka?

"Hei, anda tidak apa-apa kan?" tanyaku berusaha meyakinkan bahwa tidak ada gangguan jiwa yang dialami oleh pemuda ini setelah melihat orang korea berambut pirang.

"Oh, eh. Tidak, aku hanya sedikit heran. Rambut temanmu pirang, eh?" tanyanya sambil tersenyum canggung.

"Eh, iya. Jadi, siapa nama anda?" tanyaku mengalihkan pembicaraan sebelum topik rambut-pirang-di-korea menyita obrolan kami.

"Ngomong-ngomong, tidak usah pakai bahasa yang formal kalau berbicara denganku. toh, aku ini kan temanmu." jawabnya sambil tersenyum, lalu memasukkan sesendok chicken cream sup yang masih mengepul ke dalam mulutnya.

"Kau cukup panggil aku--"

KRRAAK!!

Pintu kantin terbuka lagi, aku menoleh dan mendapati dua orang berbadan tegap dan berjas hitam rapi berjalan dengan mantap menuju meja yang aku duduki. Siapa laki-laki ini? Kacamata hitamnya membuat mereka semakin seram, ditambah earphone yang menyumpal telinga kiri mereka.

"Maaf, Tuan muda kami mengganggu kenyamanan anda, tapi Ibu Kepala Sekolah tengah mencari anda. Anda di mohon untuk menghadap beliau sekarang juga di kantornya." suara maskulin yang keluar dengan tegas dari salah satu laki-laki-serba-hitam itu memenuhi sudut-sudut kantin yang legang.

Sebentar, Tuan Muda?

"Baik, aku akan segera kesana."

Aku mendongak ketika pemuda yang belum aku tahu namanya bangkit dari duduknya lalu merapikan kemeja kotak-kotaknya.

"Maaf, pembicaraan akan aku lanjutkan besok. Neol Tto manayo." katanya sambil tersenyum lalu berjalan dengan diikuti dua laki-laki tak jelas tadi.

Hei! kenapa mengetahui namanya saja sangat sulit?

--------------------------------------------------------------------------------------------------

TBC yah cingu,, mohon komentarnya. masih sangat abaal, >.<
tapi saya mohon kritik dan sarannya. gamsahamnida :)
btw, siapa ya kira-kira pemuda ini? :)

5 komentar:

  1. alah ni cowok paste......
    ga tau dink ntar malah salh ucap,,
    hhe_
    lanjutkan eum ji-unnie...
    bagoez, bagoez...
    ni mamdaero haseyo....

    BalasHapus
  2. Cowok siapa anind?
    Iyaa. Gomawo yaa?
    Anind mau ikut masuk ke ceritaku?

    BalasHapus
  3. annyeong unnie... geunyang ... joneun mau tanya... HongKi itu co apa cew ?? mianhae...klo Hongki Cowok berarti panggil eum Ji nya Noona ... bkn unnie... unnie hx wadh sesama cew sajah... gamsahamnida ...
    hajiman ... this story sangatlah Sae ... apik tenan lho mbak yu... kekek tetaplah berkarya ! ! ! ! !

    Gamsahamnida tlah tulis nama ku kekekke ^^

    _Lee Gae Hya

    BalasHapus
  4. makdih udah komen yaa?
    Jadi critanya si eum ji itu udah nganngep hongki itu adek perempuan meski dia laki2. Lagian, si eum ji manggil hongki kan dongsaeng :)

    Iyaiya. chapter tiga kamu keluar :)

    BalasHapus
  5. hai....
    ternyata ada kim so eun di sini setelah lm melalang buana dari satu blog ke blog yg lain hehehehehe.....akhirnya......
    good story, aq sk ama ceritanya.....
    q langsung ke part berikutnya aja ya....

    BalasHapus